14 April 2009

Wajah Bias

Wajah bias di sudut etalase
diterpa pancaran sinar berwarna warni
Sibuk mereka bercanda sambil berpose
menanti, berharap malam ini ada riski

Bias wajah antara duka atau suka
Sulit dimengerti karena desakan ekonomi
Bias makna antara luka atau dosa
Sekelumit citra diri yang sulit difahami

Mungkin juga bukan maunya dia disana
Hanya keterpaksaan yang membelit diri
Namun juga ada mereka yang suka rela
Mengejar nafsu duniawi yang tak pernah berhenti

Siapakah mereka semua itu sebenarnya?
Bagaimanakah mereka itu sampai disana?

Kembang-kembang desa berlenggang terbawa arus urbanisasi
Tak peduli cukup bekal ataupun piranti
Untuk songsong kehidupan kota yang keras dan keji
Dimana egoisme tinggi, penduduk padat dan kurang peduli.

Takkan tersandung kita kalau berhati-hati
Siapkan pengetahuan keterampilan hidupmu sejak dini
Dungu adalah sebutan kerbau-kerbau untuk meluku
Janganlah sampai kata itu dipakai untuk menyebutmu.

Tangkas dan cerdas seharusnya terpancar pada paras yang tegas
Tegas pada pendirian dan tujuan hidup yang jelas

Bertumpu pada pijakan langkah kuat wujudkan kualitas
Terukur tinggi menjadi diri dan generasi berkelas

Jangan terkecoh wajah bias yang nampak glamor
karena semua itu mungkin kotor
Jangan menyangka yang kelihatan subur itu pasti makmur
Karena memang kemakmuran dan kesejahteraan sulit diukur

Jangan menyangka yang tak bisa itu akan tersiksa
Karena kemampuan didapat dari berusaha
Jangan menyangka yang tak punya itu mesti sengsara
Karena sengsara tergantung hati yang menerimanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar