24 April 2009

Bujang Perawan

Lentur pandang membujur alur tak teratur
Tak jeli tangkap arti, hidup sendiri semakin sepi
Sendirian berlari, kejar bayangan emansipasi
Berarti, kadang status diri pengaruhi gejolak hati, emosi berfluktuasi
Temperamen sering meninggi, penyebab tak dimengerti
Banyak sebab bujang perawan terjadi di bumi ini
Lepas dari nasib yang kodrati
Patah hati, sakit hati dan bisa karena gengsi
Mungkin apa yang bisa terjadi

Kalut berbalut masalah makin menyemut

Peka hati mulut bersahut emosi rawan terhasut
amarahpun mudah tersulut
Gelar lahir bebas tak bertaut
Naluri terbelenggu kecuali sekedar mengisi perut
Halus kulit cantik menyurut, berkerut makin keriput
Bukan hamba tulis kan puisi untuk penakut
Kadar sekedar amatan pribadi satu sudut
Tangkap laku kaum bujang perawan usia lanjut
Meng olok remehkan mereka bukanlah kumaksud
Citra cerita merajut wujud perilaku bertaut
Emosi, status diri, komunikasi dan interaksi seirama nadi berdenyut
Mohon maaf tentu dariku, untuk kaum yang tersebut
Manakala puisiku dinilai tidak patut
Maafmu kunanti sebelum hidupmu direnggut maut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar