Berdiri tegak di sisi tebing yang terjal
Memandang lembah tempat dulu tinggal
Pesona kuasa begitu indah dihiasi kabut-kabut menggumpal
Membius nurani, merangsa nafsu insani, inginkan kuasa kekal.
Misteri kehidupan yang menyeruak sulit ditebak
Mengalir kadang deras mengikis batu cadas
Memancar tinggi berderai sekedar membasahi
rumput-rumput gersang yang tak berembun lagi
Seiring kearifan yang dulu banyak semakin tersembunyi
Keangkuhan diri menggeser pribadi lembut berbudi
Distorsi suara hiruk pikuk telah menjauhkan diri dari sunyi
Kesempatan makin menghilang sekedar menciptakan waktu bersemedi
Untuk tumbuh suburkan kearifan budi dalam sanubari yang murni
Berani ukur diri dan interospeksi
Pesona Kuasa terlihat kekar berdiri tegar laksana pilar
Abadikan citra dengan simbol dan gelar
Kesankan pengaruh jauh kokoh mengakar
Walau kenyatakan tak terukur dan samar samar
Pesona kuasa sering bersanding keindahan semu yang terus memburu
Aroma wangi menarik hati mengundang simpati siapapun ingin mendatangi
Melakukan lobi, cari koneksi, kesana sini berjas dan berdasi
Tak pernah merasa sunyi setiap saat ada yang menemani
Pesona kuasa potensi menjilma jadi jiwa yang hina
Tatkala jiwa merana tergoda oleh harta tahta dan wanita
Petaka didepan siap menyapa, selagi nurani terbius pesona kuasa
Akhirnya alpa berbuah derita
14 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar