08 April 2009

Kisah Ku Tulis Puisi

Aku hadir di ranah belantara Puisi negeri
yang tak ku ketahui secara pasti
Ajakanku bangkitkan puisi negeri
karna ada dorongan hati dan pemahaman diri
Puisi adalah Pusaka masa lalu yang sakti
bangkitkan motivasi para pejuang pemberani
yang rela berbakti bahkan sampai mati

Saat itu kupergi Haji
Dalam salah satu doaku, kumohon pada yang Maha Suci
juga Maha Mengerti tentang diriku ini
untuk membimbingku menulis sesuatu yang berarti
bagi diriku, keluarga, masyarakat dan Bangsa yang aku cintai

Tak tahu tulisan macam apa yang akan kuikuti
yang penting jadi

Walau pernah aku jadi peneliti
membuat skripsi, tulis makalah sampai pidato menteri
namun sangat sedikit yang kupublikasi

Sampai suatu hari, sambil menonton Televisi
Pena ditanganku mulai menari, kutulis apa yang ada dalam hati.

Kekecewaan akan situasi, kepedulian, kepahlawanan
kearifan, percintaan, keresahan, kejengkelan, kegembiraan, kesaksian

meluncur deras seirama gerak pena yang seakan tak mau berhenti

Masih belum aku sadari
Kumpulan tulisanku aku coba baca-baca kembali
Terkejut dalam hati, kumerasa semua punya arti.
Kubaca dan kubaca lagi ku makin yakin ini puisi

Kembali aku renungi waktu waktu yang telah kulalui
Teringat aku pada Doaku di Tanah Suci
Inikah jalan yang KAU beri?
Menulis Puisi ...? Yang belum banyak aku geluti ....?

Tentu

Hanyalah Tuhan Allah Yang Paling Mengerti
Tentang kemampuanku ini

Ujung perenungan menghantar keyakinan
Puisi berkekuatan
Bangun pribadi Arif dan Budiman

Ujung pena terus berlari
Hantarkan Makna Puisi Puisi Berikut ini
Semoga pembaca yang baik hati berkenan mengkritisi
Demi kebaikanku berkontribusi
Semarakkan kancah puisi cinta negri
Mengawal demokrasi, reformasi dan globalisasi
Bersenjatakan ketajaman visi, kecerdasan akal dan emosi
kearifan budi, kejernihan hati bersatu merasuk sanubari

Semoga Allah Yang Suci nan Maha Mengerti
Selalu membimbing dan Memberkahi

Bekasi, tahun duaribu sembilan bulan Pebruari

Hormat kami
Yang bermimpi berpuisi
Sugihartatmo dari Wonogiri

3 komentar:

  1. Saya jadi yang pertama nih pak?
    Jadi mo ngucapin selamat dulu, atas terbitnya blog ini, semoga bisa jadi salah satu warisan yang tak lekang zaman...
    Puisi pertamanya bener2 jadi pembuka ya?? jadi tau apa dan kenapanya Bapak mulai berpuisi hehehe...
    Jadi ga sabar nunggu terbit puisi lainnya (Padahal udah sempet baca beberapa tulisan Bapak :P)...

    BalasHapus
  2. pak...puisinya menarik sekali. Apalagi puisi2 yang bernada ajakan atau seruang moral. Puisi bapak bisa jadi modal awal untuk menggerakan kembali kegandrungan masyarakat untuk berpuisi.
    Apalagi puisi-puisi bapak sangat taat terhadap rima. Nanti saya posting juga puisi-puisi saya di blog biar gak kalah sama bapak. Saya udah baca beberapa puisi bapak diantara yang berjudul "janji di ujung lidah" itu maksudnya buat para politisi, pejabat atau anggota dewan pak?

    BalasHapus
  3. Assalamualaykum Pak,

    Sudah lama tak bersua nih Pak, moga2 sehat selalu.
    Wuaah ngga nyangka yah bapak pinter buat puisi.
    Bikinnya pagi2 buta lagi...
    Saya doakan inspirasinya bisa buat bapak jadi makin sugih deh,
    seperti dambaan orang tua....Aminnnnnnnn

    Wassalam,

    BalasHapus