Tatkala kebebasan demokrasi dimaknai tanpa batas
Hingar bingar celoteh, pekik, teriak, bersahut saling berbalas
Kritik cemooh, caci dan maki laksana nafas
Merajut kehidupan yang semakin tidak jelas
Terlahir ribuan insan namakan diri politisi
Sekedar hadir berdiri detengah kerumunan para pendemonstrasi
Merasa jago berpidato dan berorasi dalam gaya dan berbagai aksi
Menyanjung tanpa hati, memaki tanpa peduli
Kebesaran jiwa , hak azasi yang menjadi hakiki demokrasi
tergadaikan hanya karena ambisi
Musyawarah sudah tidak lagi dianggap penting
Semua keputusan besar diambil dengan cara voting
Tidak pedulikan kebijakan yang diambil sangat genting, Yang perlukan pertimbangan mendalam dari hati sanubari yang bening
Mufakat semakin sering disunat
Tanggung jawab tidak lagi diingat
Bebas berbuat tidak mau terikat
Berbohong pada publikpun atas nama rakyat
Kapankah kita akan kembali menemukan jati diri
Cita rasa perilaku demokrasi yang hakiki
Jangan biarkan sampai hati nurani rakyat rapuh lalu mati
karena tak mengerti arti demokrasi
Sudah waktunya kita membuka mata
Wahai aktifis dan politisi muda
Mencari pencerahan bagi kepentingan bersama
Temukan jatidiri demokrasi yang sesuai Bangsa Indonesia
Engkaulah satu satunya harapan bagiku
Pendatang baru yang lebih segar dan menguasai ilmu
Membangun kejayaan bangsa Indonesia di penghujung waktu
Tegakkan kedaulatan negerimu, sejajarkan martabat kebangsaanmu
tuk bersanding diantara negara-negara dunia maju
dan yakinlah dirimu
Bersatu pasti kita makin bermutu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar