14 April 2009

Aku Terlalu Cinta

Benarkah negeri dan bangsaku telah maju dan moderen saat ini…?
Setelah prahara dan gelombang reformasi
menghempas negeri dengan tak terkendali….
dan kini resesi dunia kembali menghantui

Pilar-pilar perkasa penopang kemegahan negeri….
Konstitusi ….
Telah tergoyahkan oleh tsunami reformasi
dan gelombang demokrasi…
Tembok-tembok koridor pemandu arah bangsaku
telah terbelokkan ke arah yang tidak menentu…
Empat kali sudah upaya membelokkan berdalih memperbaiki telah terjadi…
Berdalih demi demokrasi… berdalih demi desentralisasi
Dan masih ada lagi dan lagi dan lagi….

Siapakah sebenarya yang harus aku ikuti …?
Masih adakah wakil-wakil rakyat negeriku yang masih peduli…?
Masih adakah politisi-politiisi negeriku yang menyadari…?
Nilai sejarah dan pekik perjuangan pendiri negeri …. ?
Merdeka …. Atau ….. mati

Konon telah hadir raja dan ratu dari negeri gombal yang mengglobal….
Yang bermahkota hak azasi bertahtakan gemerlap intan permata …… imitasi..
Berbusana demokrasi berornamen emas, perak nan seksi ….
pembangkit birahi.. yang berujung ekonomi beaya tinggi.. ..

Sang Raja kapitalisme dan permaisuri konsumerisme …
Nan memikat dan menyihir seluruh penghuni negeri tak terkecuali,
 
politisi, pemimpin negeri dan birokrasi, ilmuwan dan akademisi
penegak hukum serta polisi, mahasiswa-mahasiswi
pedagang sayur maupun pedagang mie, sopir bis maupun sopir taksi, saudagar maupun buruh tani.

Semuanya menjadi pandai berorasi dan garang bak pemberanii…
mengkritik sana…. Mengkritik sini…
Membebek sana… membebek sini… menjadi ahli profokasi…
demi ilusi bualan raja dan permaisuri.

Ya Tuhan, Ya Robbi
Tuhan Yang Maha Kuasa nan Maha Sakti
Dalam Do’a dan harapan hambamu ini
Kembalikan nurani bangsa kami
tegakkan kembali cita-cita pertiwi,
teguhkan tekad berpantang lari, menantang jaman yang penuh duri.
Duri-duri globalisasi … kapitalisme dan nafsu konsumsi
Kembalikan nilai-nilai bangsaku yang telah banyak terganti.

Ya Tuhan, yang Maha Mengerti,
kembalikan nilai kesederhanaan yang tlah terganti kemewahan
kembalikan nilai penghematan yang tlah terganti pemborosan
nilai menabung yang diganti "perbelanjaan"
nilai antri diganti penerobosan
nilai pendidikan diganti kekayaan
nilai kelembutan diganti keberingasan …
nilai santun diganti bedigasan…
nilai kecerdasan diganti akal-akalan.

Ya Tuhan Penguasa Jaman, Penentu kehidupan
Kembalikan jati diri pertiwi
Aku terlalu cinta dengan negeri dan bangsaku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar