24 April 2009

PARIWISATA

Tak semata untuk devisa, pula bukan berfoya-foya
Ada memang untuk belanja, bukan itu tentu maksudnya

Pariwisata
Pendorong niat hasrat pergerakan manusia
Hadir ditempat menikmati pesona
keindahan alam budaya pun citarasa
Hubungkan persaudaraan antar manusia
Hadirkan pengetahuan, pengalaman nan penting tiada tara
Penuhi naluri keingin tahuannya kembangkan cakrawala
Saling berkunjung jalin jaringan sosial sesama

Dalam kelebat insani tersurat sebagai Hak Azasi Manusia
Bukan saja milik orang kaya ataupun orang kota
Bukan pula milik orang tua atau anak muda
Pariwisata Hak semua
Harus dibina dan dikembangkan bersama

Era baru globalisasi di depan mata, peluang juga terbuka
Konferensi, rapat, maupun lokakarya
Juga berlibur sambil berolahraga
Prilaku baru yang akrab dengan pariwisata
Semua dapat dicipta atupun direkayasa
Tentu harus ada prakarsa dan pemrakarsa

Pariwisata
Teriakkan manfaat tanpa kata, bicara karena nyata adanya
hadirkan harta dan keuntungan lainpun diterima

Berjaya dengan asset seni budaya
Pun peninggalan purbakala, keindahan alam semesta
cita rasa makanan dan sajiannya
Penting juga sarana dan prasarana yang tersedia

Santun prilaku, hangat nan halus tutur kata
Tingkatkan citra,dorong mereka hadir dikali kedua, ketiga
dan selanjutnya
Buah bibir citra berkumandang ditelinga
Sahabat terpikat untuk ikuti dia, Hadir ke tempat yang sama

Jelajah langkah wisatawan akan singgah nikmati aura indah
Aman, nyaman prasyarat agar tamu makin betah

Bentang pandang hadirkan makna beda bergantung pada strata
Sudut pandang kuasa Negara berjuang untuk devisa
Membidik mereka hadirkan tamu manca Negara
Sudut pandang strata di bawahnya tentu bisa berbeda
Kabupaten Kota harus hadirkan pandang berguna
Pariwisata hadir untuk citra dan makna
Angkat harkat martabat warganya
Jadikan rakyat hidup sejahtera

Pariwisata
Dinamiskan perekonomian desa
Buka peluang dagang, penduduk bisa bekerja
Kelestarian seni budaya terjaga
Bagi kita para pengelola pariwisata
Keyakinan kemanfaatan harus tertanam di dada
Dengan kita bekerja bersama pariwisata bisa berjaya
Pengabdian kita jadikan ibadah dan bakti pada negara
Selanjutnya, Berharap Ridhlo Yang Maha Kuasa
Pahala Semoga tercurah karena NYA

Selamat bekerja Para Insan Pariwisata

Banjir

Onggok sampah dibawah jembatan makin bertambah
Halangi laju air dan berubah menjadi Bah
Membesar alur berpecah tak tentu arah
Mengikis tanah merusak sawah
Luas masuk kerumah-rumah
Terlanjur, Pasrah kerugian tak bisa dicegah

Kejar Tayang

Kejar tayang, memburu uang, kecermatanpun menghilang
Dampak besar tak terbilang
Abaikan nilai etika kesopanan yang terlarang
Kritik, protes, sensor pun terhalang karena uang

Bujang Perawan

Lentur pandang membujur alur tak teratur
Tak jeli tangkap arti, hidup sendiri semakin sepi
Sendirian berlari, kejar bayangan emansipasi
Berarti, kadang status diri pengaruhi gejolak hati, emosi berfluktuasi
Temperamen sering meninggi, penyebab tak dimengerti
Banyak sebab bujang perawan terjadi di bumi ini
Lepas dari nasib yang kodrati
Patah hati, sakit hati dan bisa karena gengsi
Mungkin apa yang bisa terjadi

Kalut berbalut masalah makin menyemut

Peka hati mulut bersahut emosi rawan terhasut
amarahpun mudah tersulut
Gelar lahir bebas tak bertaut
Naluri terbelenggu kecuali sekedar mengisi perut
Halus kulit cantik menyurut, berkerut makin keriput
Bukan hamba tulis kan puisi untuk penakut
Kadar sekedar amatan pribadi satu sudut
Tangkap laku kaum bujang perawan usia lanjut
Meng olok remehkan mereka bukanlah kumaksud
Citra cerita merajut wujud perilaku bertaut
Emosi, status diri, komunikasi dan interaksi seirama nadi berdenyut
Mohon maaf tentu dariku, untuk kaum yang tersebut
Manakala puisiku dinilai tidak patut
Maafmu kunanti sebelum hidupmu direnggut maut